Hawa nafsu (lauwamah, amarah, supiyah) secara KEJAWEN
diungkapkan dalam bentuk akronim, yakni apa yang disebut M5 atau malima; Madat, Madon, Maling, Mangan, Main yang dalam bahasa indonesia dapat diartikan mabuk-mabukan, main perempuan, mencuri, makan,
berjudi. Untuk meredam nafsu malima, manusia Jawa melakukan laku tapa atau puasa. Misalnya; tapa brata, tapa ngrame, tapa mendhem, tapa ngeli.
Tapa brata : sikap perbuatan seseorang yang selalu
menahan/puasa hawa nafsu yang berasal dari lima indra. Nafsu angkara yang buruk
yakni lauwamah, amarah, supiyah.
Tapa ngrame : adalah watak untuk giat membantu, menolong
sesama tetapi sepi dalam nafsu pamrih yakni golek
butuhe dewe.
Tapa mendhem : adalah mengubur nafsu riak, takabur, sombong,
suka pamer, pamrih. Semua sifat buruk dikubur dalam-dalam, termasuk mengubur amal kebaikan yang pernah kita lakukan kepada orang lain,
dari benak ingatan kita sendiri. Manusia suci adalah mereka yang tidak ingat
lagi apa saja amal kebaikan yang pernah dilakukan pada orang lain, sebaliknya
selalu ingat semua kejahatan yg pernah dilakukannya.
Tapa ngeli : yakni menghanyutkan diri ke dalam arus aliran air sungai Dzat, yakni mengikuti kehendak Gusti Maha Wisesa.
Aliran air milik Tuhan, seumpama air sungai yang mengalir menyusuri sungai,
mengikuti irama alam, lekuk dan kelok sungai, yang merupakan wujud
bahasa kebijaksanaan alam. Maka manusia tersebut akan
sampai pada muara samudra kabegjan atau keberuntungan. Berbeda dengan aliran
air bah, yang menuruti kehendak nafsu akan berakhir celaka, karena air bah
menerjang wewaler kaidah tata krama, menghempas perahu
nelayan, menerjang pepohonan, dan menghancurkan daratan.
Selain Hawa Nafsu ada juga tentang Pamrih dan silahkan lihat Disini
No comments:
Post a Comment